Minggu, 26 Februari 2012

Kemeripik untung dari bisnis keripik ceker ayam

Kemeripik untung dari bisnis keripik ceker ayam

Gurih, renyah, dan bikin ketagihan. Itulah keripik ceker. Keripik dari bahan baku kaki ayam ini memang memerlukan bahan baku cukup banyak. Sepuluh kilogram (kg) ceker basah hanya menghasilkan satu kg ceker kering. Dengan harga Rp 110.000 per kg, produsen bisa mencetak omzet Rp 28 juta per bulan. 

Ceker ayam biasanya menjadi tambahan di berbagai hidangan seperti sop, semur, dan bakso. Namun, kini banyak pengusaha mengembangkan ceker menjadi camilan dalam bentuk keripik. 

Keripik ceker ayam tergolong makanan ringan yang memiliki sifat renyah, gurih, dan tahan lama. Bahan baku keripik ceker merupakan daging dan kulit yang ada di bagian kaki. 

Salah salah satu pengrajin keripik ceker ini adalah Sri Rubiyanti, asal Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Rubiyanti yang memulai produksi keripik ceker sejak 1995 silam kini mempekerjakan enam karyawan. Ia mampu memproduksi 50 kilogram (kg) hingga 70 kg keripik tiap pekan. 

Pengusaha keripik ceker lain adalah Teguh Satrio Wibowo yang berprofesi sebagai pemotong ayam negeri di Malang, Jawa Timur sejak 2009. Mulanya Teguh hanya menjual ceker dan kepala ayam yang tak terjual di pasar. Ia menjualnya kepada pembudidaya lele untuk pakan lele. 

Teguh menjual ceker dan kepala ayam dengan harga Rp 4.000 per kg. Ketika harga beli ayam negeri naik, harga pokok penjualan pun naik. 

Saat itulah ide lain muncul di kepala Teguh. "Kalau ceker saya jual ke peternak, margin keuntungan saya kecil sekali," katanya. Ia terpikir untuk mengolah ceker. Saat ini, ia menghasilkan 15 kg sampai 20 kg keripik ceker per bulan.

Rubiyanti dan Teguh tak kesulitan mendapat pasokan ceker ayam. Produksi ceker cukup melimpah di Gunung Kidul. Jika sedang kekurangan bahan Rubiyanti mengambil bahan baku ke pasar-pasar di Yogyakarta.

Rubiyanti bisa mendapatkan ceker Rp 8.000 sampai Rp 10.000 per kg. Sedangkan Teguh memasok ceker dengan harga Rp 5.500 per kg dari pasar di Malang. 

Harga keripik ceker ini tergolong mahal. Rubiyanti membagi keripiknya ini menjadi dua jenis, yakni keripik mentah di harga 
Rp 100.000 per kg dan keripik matang Rp 110.000 per kg. 

Teguh menjual keripik ceker dengan harga Rp 120.000 per kg. "Saya ambil untung 25% dari harga jual," kata Teguh. Dalam sepekan Rubiyanti memperoleh omzet Rp 5 juta- Rp 7 juta.

Harga keripik ceker cukup tinggi karena banyaknya bahan baku ceker yang diperlukan. Teguh menghitung butuh 10 kg ceker yang terdiri dari kulit dan tulang untuk membuat 1 kg keripik ceker. 

Proses pembuatannya tak sulit. Prosesnya dimulai dengan memisahkan kulit dari tulang ceker. Setelah itu ia memprestonya agar bahan menyatu dan lebih lunak. Ceker direndam dalam air kapur selama 10 menit untuk menghilangkan lendir. 

Agar tekstur ceker tetap kenyal dan tidak berbau amis, Rubiyanti menambahkan rendaman kapur sirih Selanjutnya ceker dijemur di terik matahari selama lima hingga enam hari cerah. "Kalau hujan atau mendung, kulit harus disimpan dulu, tunggu sinar matahari keluar," imbuh Teguh.

Penjualan keripik tak terbatas di pasar lokal. Rubiyanti menjual keripik ceker di Gunung Kidul dan Yogyakarta hingga Semarang, Bogor, dan Jakarta. Sedangkan Teguh sudah menjualnya ke Malang, Sidoarjo, Lampung, Jakarta, Bogor, dan Yogyakarta. 

Walau ceker cukup diminati, Teguh tidak berniat menjadikan usaha keripik ceker ini sebagai usaha pokoknya. Fokus usahanya adalah pemotongan ayam
.

Gurih dan renyahnya keripik sukun datangkan omzet jutaan

Gurih dan renyahnya keripik sukun datangkan omzet jutaan

Meski bukan penganan jenis baru, keripik sukun memiliki banyak penggemar. Rasanya yang gurih dan renyah tak membosankan lidah. Pengusaha keripik sukun pun mampu mendulang omzet hingga jutaan rupiah. Mereka juga berinovasi mengembangkan produk baru.

Kudapan kecil bernama keripik memang sudah sangat akrab di lidah masyarakat Indonesia. Maklum, camilan ini sangat cocok dinikmati di sela-sela waktu santai berteman kopi atau teh hangat. 

Salah satu adalah keripik sukun. Lihat saja rezeki yang diperoleh Hasnah, produsen keripik sukun asal Manggar, Belitung. Perempuan ini telah mulai membuat keripik sukun sejak 1996. 

Ia memanfaatkan buah sukun karena, meski tak banyak, pasokannya relatif stabil. Hasnah membuat tiga jenis produk keripik, yakni keripik biasa, keripik lebar, dan stik. Jika keripik biasa dibuat dari buah sukun yang sudah tua, keripik lebar dibuat dari buah sukun muda. 

Selain keripik, buah sukun yang sudah tua juga dibuat menjadi stik. "Bagian luarnya dibuat keripik, bagian dalam dibuat stik," jelas Hasnah. 

Kini, Hasnah mampu memproduksi hingga 500 bungkus keripik sukun per hari. Ia membubuhi kemasan keripik sukunnya itu dengan merek Nuansa Baru. Dengan harga jual Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per bungkus, Hasnah bisa mendulang omzet hingga Rp 50 juta sebulan. 

Hanya, ia masih membatasi pemasaran keripiknya di sekitar Belitung dan Bangka. Pasalnya, ia belum bisa mendapatkan pasokan buah sukun secara rutin. Pasokan sukun sangat tergantung musim. "Jika musim hujan, kami bisa mendapatkan buah sukun yang lebih banyak dan bagus," timpal Ronal Indrawan, putra Hasnah.

Jika persoalan itu bisa teratasi, Hasnah ingin menjual keripik sukun Nuansa Baru ini ke pasar yang lebih luas. Apalagi, keripik ini memiliki daya tahan hingga tiga bulan. 

Selain dari Belitung, banyak pula pengusaha keripik sukun asal Yogyakarta. Salah satunya Ronny Dahlan. Pemilik CV Gema Lestari ini mulai membuat keripik sukun sejak 2009. 

Meski begitu, Ronni mengakui, berbagai olahan sukun ini merupakan makanan khas masyarakat Pulau Sumatra, khususnya dari Belitung. Ia mendapatkan ide membuat olahan sukun dari orang tuanya yang berasal dari Belitung. 

Tak hanya keripik, Ronni juga mengolah sukun menjadi bolu. Bahkan, mulai tahun ini, ia menambah variasi produk berupa pizza sukun. "Saya terus berinovasi mengolah buah sukun, supaya konsumen tidak bosan," ujarnya. 

Memang, dari berbagai olahan itu, keripik sukun menuai penggemar paling banyak. "Keripik lebih disukai karena merupakan camilan ringan, berbeda dengan roti dan pizza yang terkesan sebagai makanan berat," ujar Ronni. 

Ia menjual keripik sukun ini dengan harga Rp 15.000 per bungkus. Dalam sebulan, dari penjualan keripik, Ronni mengaku mengantongi omzet hingga Rp 20 juta. 

Pria berusia 30 tahun ini optimistis, produk olahan sukun akan terus berkembang. Sebab, buah yang banyak mengandung karbohidrat ini kaya akan serat, sehingga baik untuk kesehatan. 

Selain itu, sukun juga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. "Sukun memiliki indeks glikemik yang rendah," katanya.

Ronni menjual produk olahan sukun ini di beberapa minimarket yang tersebar di Yogyakarta dan Semarang. Ia juga memasok keripik, roti dan pizza sukun ke kantin-kantin kampus. Ronni sengaja mengincar pasar mahasiswa karena biasanya kaum muda tertarik mencoba produk-produk baru.
 

Sawo jumbo untungnya pun jumbo

Sawo jumbo untungnya pun jumbo (1)

Penggemar tanaman sawo jumbo semakin banyak. Soalnya, sawo bisa ditanam di halaman rumah. Di Indonesia, bibit sawo jumbo yang banyak dibudidayakan berasal dari Australia dan Malaysia. Pembudidaya sawo berukuran hingga dua kali bola tenis ini bisa meraup omzet Rp 50 juta sebulan.

Di negara kita, sawo sangat populer. Banyak orang yang menanam tanaman yang warna buahnya sama dengan kulit orang Indonesia kebanyakan ini di pekarangan rumah. Rasanya yang manis membuat banyak orang suka sawo.

Selain berbentuk bulat seukuran telur ayam, ada juga sawo yang berukuran jumbo, bisa mencapai dua kali bola tenis, dengan bobot hingga 500 gram.

Sawo berukuran besar ini kondang dengan sebutan sawo jumbo. Ada dua varian sawo jumbo yang banyak dibudidayakan di Indonesia: sawo jumbo australia dan sawo jumbo malaysia.

Karena ukuran buahnya yang gede, banyak orang yang kemudian tertarik membudidayakannya. Alhasil, permintaan bibit sawo jumbo tinggi.

Teguh Jaya, salah seorang pekebun yang membudidayakan sawo jumbo australia mulai merintis usaha penjualan bibit sawo jumbo sejak tahun 2008 lalu. "Omzet saya sekarang mencapai Rp 50 juta per bulan," kata pembudidaya sawo dari Malang, Jawa Timur ini. 

Dari pendapatan bibit itu, ia mengantongi laba bersih 70%.

Tapi, Teguh mengungkapkan, bibit sawo jumbo australia membutuhkan perawatan yang ekstra hati-hati. Soalnya, tanaman buah ini gampang sekali stres. Akibatnya, bisa tidak berbuah atau cepat mati.

Hanya, usaha pembibitan sawo termasuk sawo jumbo australia tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas. Dengan lahan setengah hektare saja, Teguh sudah bisa menampung 10.000 bibit. Dari 10.000 bibit itu, bibit sawo jumbo australia sekitar 5.000 batang. Sisanya bibit sawo lain termasuk sawo varian mentimun.

Bibit sawo jumbo australia memiliki tinggi mulai 80 centimeter (cm) hingga 100 cm. Untuk bibit yang berukuran 80 cm, Teguh membanderol dengan harga Rp 85.000 per batang. Sedang yang ukuran 100 cm dijual Rp 100.000 per batang.

Namun, jika membeli lebih dari 10 bibit, Teguh memberikan diskon 10%. Sementara, jika memborong lebih dari 100 pohon, harganya cuma Rp 50.000 per batang.

Teguh bilang, prospek usaha pembibitan sawo jumbo australia masih cerah. Sebab, peminatnya sangat banyak. Terlebih, sawo jenis ini bisa ditanam di pekarangan rumah. "Peminat bibit sawo jumbo tersebar, mulai dari Lampung, Bandung, Bogor, Malang, hingga Papua," ujarnya. 

Ahmad Ikhsan, pembudidaya sawo jumbo asal Semarang, Jawa Tengah, membenarkan usaha pembibitan sawo jumbo menjanjikan. Dari menjual bibit sawo jumbo ciku mega atau malaysia. dia bisa meraup penghasilan sebanyak Rp 50 juta per bulan, dengan laba bersih sekitar 80%. "Bibit sawo jumbo yang saya jual memiliki tinggi antara 30 cm - 40 cm," kata Ahmad.
 Tak sulit membudidayakan bibit sawo jumbo asal Malaysia dan Australia. Tanaman buah itu bisa dibudidayakan di tanah dengan ketinggian 700 meter sampai 1.200 meter di bawah permukaan laut. Agar sawo cepat berbuah, bisa juga ditanam pada tanah lempung berpasir yang mengandung banyak bahan organik.

Menurut Teguh Jaya, salah seorang pekebun yang membudidayakan sawo jumbo australia, untuk menghasilkan bibit sawo jumbo jempolan, awalnya petani harus menanam bibit sawo biasa di polybag sampai tinggi 15 sentimeter (cm). Setelah itu dilakukan okulasi dengan batang pohon sawo australia sehingga ketinggian menjadi 20 cm–30 cm. "Taruh bibit yang sudah diokulasi pada polybag ukuran 30 cm x 30 cm saja," imbuhnya.

Setelah itu, beri pupuk kandang, pupuk bio organik cair super (BOCS) dan vitamin B1 berbentuk cairan untuk mempercepat pertumbuhan pohon. Hal ini supaya tanaman yang baru dilakukan penyambungan alias okulasi tidak layu.

Proses selanjutnya adalah memperhatikan asupan gizi bibit sawo. Bibit sawo jumbo harus mendapatkan sinar matahari selama 6 jam–8 jam dalam sehari. "Lakukan penyiraman sekali saja. Kalau dua kali bisa membuat akar bibit sawo busuk," katanya. 

Cara penyiraman yang rutin juga bisa menangkal sarang semut yang biasanya bersemayam di akar-akar sawo, jika dibiarkan akar sawo akan dirusak semut. Jangan lupa, dalam tiga bulan bibit sawo harus diasupi pupuk B1 minimal sekali.

Setelah berada di polybag selama satu tahun, sawo umumnya sudah mempunyai tinggi 80 cm sampai 1 meter. Kata Teguh, sebaiknya pindahkan pohon sawo ke lahan lebih luas jika sudah setinggi 1 meter. "Kalau belum, pohon bisa cepat layu dan mati," terangnya.

Teguh bilang, jika perawat-an dilakukan secara baik umumnya pada usia satu tahun setelah bibit ditanam pohon sawo jumbo sudah mampu berbuah. "Pada usia ini sudah bisa dijual ke para petani," ungkapnya.

Tapi jika perawatan kurang baik, pohon sawo jumbo baru bisa berbuah setelah berusia tiga tahun. Dia menjelaskan, kalau sudah berbuah normal, pohon sawo jumbo bisa memiliki 50 buah dengan berat sekitar 500 gram. Masa produktif sawo juga bisa sampai 10 tahun jika dirawat dengan baik. "Sawo biasanya tumbuh lebih baik jika ditanam di pekarangan rumah," jelas Teguh.

Ahmad Ikhsan, pembudidaya sawo asal Semarang, ibu kota Jawa Tengah, menambahkan, pohon sawo jumbo sebenarnya bisa ditanam di tempat yang rawan erosi, sebab akar sawo biasanya sangat kuat. Pohon sawo juga mampu hidup di iklim basah maupun kering. "Pohon ini masih bisa hidup jika kemarau tiba dengan rentan waktu sampai lima bulan," imbuhnya. 

Keripik singkong dengan pemasaran unik

Keripik singkong dengan pemasaran unik

Meski sudah lama menjadi camilan favorit masyarakat luas, ternyata keripik singkong masih bisa menjadi mesin pencetak laba bagi pengusaha. Dengan pemasaran gaya baru nan unik, produsen bisa mengantongi omzet hingga miliaran rupiah. 

Jelas, keripik singkong bukan jenis makanan baru bagi masyarakat Indonesia. Tapi, akhir-akhir ini, pamor keripik singkong kembali mencorong di kalangan remaja, tak kalah dibandingkan dengan potato chips, kebab, donat, atau piza. Mungkin Anda pernah mendengar para remaja heboh bercerita keripik singkong Maicih? Asal Anda tahu, konon, omzet Maicih mencapai Rp 4 miliar dalam sebulan. 

Kesuksesan Maicih tentu memancing minat para pebisnis lain untuk turut mencicipi gurihnya laba berjualan keripik singkong. Nah, ternyata, sebagian pendatang baru ini juga sukses. Yana Hawiarifin, produsen keripik pedas Karuhun dari Bandung, misalnya, mengaku mampu mengantongi omzet 

Rp 3 miliar per bulan. Ada lagi keripik singkong merek Kribo asal Bekasi yang mulai masuk pasar Oktober 2011 lalu. Maulana, sang produsen, mampu menjual keripik hingga senilai puluhan juta rupiah.

Apa rahasia kesuksesan penjualan camilan lama tersebut? Jawaban atas pertanyaan ini cuma satu: strategi pemasaran nan unik dan kreatif.

Benar, lo, kecuali sedikit modifikasi rasa, sebetulnya nyaris tak ada yang baru dari sosok keripiknya sendiri. Kehebatan keripik-keripik populer ini dalam memikat pasar bukan pada produk, melainkan cara pemasaran yang unik.

Pertama, tak seperti keripik singkong tradisional, keripik-keripik modern ini memiliki gradasi rasa. Kribo, misalnya, menggunakan istilah “zona galau” untuk menunjukkan tingkat kepedasan. Adapun tingkat kemanisan ditunjukkan dengan “zona CLBK”. Jadi, jangan heran kalau suatu saat Anda mendengar ungkapan “Kribo Galau Satu” atau “Kribo CLBK Dua”. “Kata-kata ini sering dipakai anak muda jadi saya harap bisa produk saya bisa cepat dikenal,” tutur Maulana.

Selain berkreasi dengan merek, mereka juga menggunakan strategi pemasaran unik untuk ukuran makanan tradisional. Nyaris mustahil Anda menemui keripik-keripik ini di warung kelontong, minimarket, bahkan toko oleh-oleh. Kebanyakan keripik populer ini dijual melalui jaringan pemasaran langsung (reseller). Nah, sebagian reseller ini heboh memasarkan dagangan lewat beragam media sosial, seperti Facebook, Twitter, Kaskus, dan jaringan milis yang mereka ikuti.

Pemasaran seperti ini, menurut Yana, terbukti manjur. Logika yang dia pegang, konsumen akan berpikir bahwa jika seseorang berani merekomendasikan keripiknya, tentu mereka sudah pernah mencicipi dan puas. 

Tak hanya di sini kreativitas mereka berhenti. Agar semakin unik, mereka juga menjuluki para reseller ini dengan sebutan-sebutan lucu. Kribo menyebut para reseller dengan julukan “dosen”. Sedangkan Maulana dan tim menjuluki diri mereka dengan panggilan “dekan”. Begitu pula dengan Karuhun yang memanggil para reseller mereka dengan sebutan “patih”.


Rela berbagi margin

Agar mampu menarik minat calon reseller, para produsen ini rela berbagi margin sehingga keuntungan mereka tak setebal umumnya bisnis makanan yang lain. Maulana cuma menyisir laba 25% dari omzet. “Saya mengambil dari jumlah yang mampu saya jual,” kata dia. Karuhun malah hanya menyisir untung bersih 10%–20% dari total penjualan.

Dengan mengambil margin tipis, mereka memberi kesempatan kepada para reseller untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Sekadar gambaran, harga jual Karuhun kepada para reseller sekitar Rp 9.000 per bungkus. Oleh para patih, Karuhun dijual ke konsumen seharga Rp 15.000–Rp 18.000 per bungkus. Demikian pula dengan Kribo. Harga kulakan para dosen Rp 7.500–Rp 10.000 per bungkus, tetapi mereka menjual ke konsumen Rp 12.000–Rp 15.000 per bungkus. 

Cara ini terbukti membuat jangkauan pasar mereka meluas. Sekarang jaringan pemasaran Karuhun sudah mencapai luar kota, bahkan sampai luar negeri. Reseller Karuhun mencapai 400 orang. Adapun Kribo sudah menjangkau sedikitnya 10 kota. “Antara lain Semarang, Surabaya, dan Balikpapan,” ujar Maulana, bangga.

Tahap penting bisnis strategi pemasaran seperti ini tentu saat mengenalkan produk ke pasar. Nah, awalnya, para produsen ini melakukan tes pasar. Setelah yakin bakal mendapat sambutan hangat, mereka menawarkan keripik kepada teman, saudara, atau rekan kerja. Dari sana, lambat laun mulai muncul orang yang menawarkan diri untuk menjadi reseller.

Cara lain yang efisien adalah menjualnya di pusat keramaian. “Saya pertama kali menjual di Bandung saat ada car free day,” tutur Yana. Kemasan produk yang menarik juga dibuat oleh Yana agar pembeli berminat.

Rasa pedas keripik singkong memang menjadi daya tarik pelanggan Maicih. Tapi, Yana ogah asal mengekor reputasi pedas itu. Agar menarik pelanggan, dia memilih memberikan citarasa berbeda, yaitu menggunakan daun jeruk purut sebagai campuran rasa pedas. “Kami juga menggunakan singkong berkualitas sehingga lebih renyah,” kata Yana. 

Adapun Maulana tak hanya menawarkan keripik singkong, dia juga menjual keripik ubi, opak, dan beberapa produk lain. “Saya coba menawarkan makanan khas dari daerah Bekasi,” dalihnya.

Ada dua pilih model produksi, kalau Anda ingin memulai bisnis ini. Pertama, menyerahkan proses produksi keripik kepada orang lain. Kalau menyerahkan produksi keripik pedas kepada orang lain, gandenglah pembuat yang tepercaya sehingga kualitas terjaga. Dengan cara ini, Maulana hanya bermodal Rp 11 juta saat memulai bisnis ini, termasuk untuk tester dan promosi.

Pilihan kedua, Anda memproduksi sendiri seperti Yana. Anda leluasa berkreasi dengan produk, namun modal yang dibutuhkan lebih gede. 

Tertarik? Sreeeeng...!
 

Jumat, 24 Februari 2012

BUDIDAYA UDANG RED BEE

Si bongkok cantik yang bikin akuarium semakin ceria

Tak hanya ikan hias, budidaya udang hias juga menjanjikan untung yang lumayan. Selain budidayanya tidak repot, udang bercorak merah putih ini punya banyak peminat di dalam dan luar negeri.

Bagi pecinta aquascape atau mereka yang hobi menghias akuarium, udang hias red bee tentu bukan makhluk yang asing. Udang dengan panjang rata-rata 1,2 cm sampai 1,7 cm ini memang banyak dimanfaatkan untuk mempercantik akuarium.

Udang red bee umumnya memiliki ciri khas warna putih bak salju yang dominan di sekujur tubuhnya. Selain itu, ada corak garis vertikal berwarna merah yang mencolok mata. 

Udang hias ini berbeda dengan pendahulunya, udang red crystal yang memiliki warna putih transparan sehingga kontras warnanya kurang terlihat. “Red bee dicari lantaran kontras warnanya mampu mempercantik isi akuarium,” jelas Buni Hakim, pemilik CV Azola yang banyak membudidayakan ikan hias dan hewan aquascaping.

Setiawan Budi Suwandi, pemilik CV Fajar Alam Jaya yang juga membudidayakan udang hias, menyebutkan, para pecinta aquascape rasanya kurang pas jika memiliki akuarium tanpa memajang udang red bee yang memiliki warna cerah. Itulah sebabnya, permintaan udang jenis ini tetap tinggi. Semua udang red bee hasil ternakan Setiawan laku diserap pasar. Setiap bulan, ia mampu menjual 3.000 red bee ke sejumlah pehobi di beberapa kota.

Tak hanya pasar lokal, udang jenis ini juga laku keras di pasar mancanegara. Buni, misalnya, berhasil mengekspor udang hasil budidayanya sampai ke Belanda dan Eropa Timur. Saban bulan, dari sekitar 40.000 udang red bee hasil budidayanya, sekitar 20% di antaranya diekspor ke beberapa negara. 

Bahkan, eksportir udang jenis ini sempat menikmati lonjakan harga di pasar dunia tahun lalu. Saat itu, harga udang red bee bisa mencapai harga tertinggi, sekitar Rp 15.000 untuk udang berukuran 1,7 cm. 

Tapi, masa itu tak berlangsung lama. Saat ini, harga kembali normal di sekitar Rp 5.000 per ekor. Penurunan harga ini terjadi lantaran tren permintaan ikut menurun. “Meski harga turun, permintaan terus ada,” kata Jeffrey Christian, pengelola CV Maju Aquarium di Cibinong, Bogor.

Buktinya, sampai hari ini, setiap bulan Maju Aquarium masih mengekspor 12.000 ekor red bee atau sekitar 60% hasil budidaya ke sejumlah negara di Eropa. Sisanya, sebanyak 8.000 ekor untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.


Perhatikan keasaman air

Melihat potensi cukup besar ini, tak heran, semakin banyak orang yang membudidayakan red bee. Meski begitu, memelihara jenis udang ini susah-susah gampang. Proses budidayanya membutuhkan tingkat ketelatenan lebih. Pasalnya, untuk menghasilkan red bee yang berkualitas, petani harus mengetahui pasti tingkat keasaman air dan suhu udara di tempat udang dibudidayakan.

Buni menjelaskan, sebelum memilih indukan, Anda sebaiknya menyediakan media untuk udang membiak. Tak harus akuarium, beberapa peternak ada yang sukses membiakkan red bee di bak dari semen, bak terpal, bahkan styrofoam khusus. “Yang penting, airnya mengandung tingkat keasaman (pH) 5 sampai 6,5. Suhu udara untuk budidaya juga sebaiknya berkisar antara 20–24 derajat celsius. Tak heran, umumnya budidaya udang red bee berada di daerah sejuk seperti Bogor. 

Meski begitu, di luar daerah sejuk pun pembudidaya masih bisa mengkondisikan tingkat keasaman air sesuai kebutuhan red bee. Caranya dengan menambahkan batu karang atau rumput-rumputan laut.

Jika wahana kolam sudah cocok, umumnya, udang red bee memasuki usia kawin pada usia lima sampai enam bulan. Pada usia ini, ukuran red bee mencapai 1,2 cm. 

Masa kawin biasanya hanya seminggu. Setelah itu, pembudidaya tinggal menunggu masa telur menetas. Tandanya, “Red bee terlihat tidak aktif karena membawa telur dalam tubuhnya,” ujar Buni. Kondisi ini merupakan saat yang tepat untuk memisahkan betina yang siap bertelur dari udang lain. 

Sekali bertelur, indukan red bee mampu menghasilkan sekitar 30 anakan udang. Tak perlu khawatir sang induk akan memakan anak-anaknya. Tidak seperti hewan akuarium lain yang kerap memakan telurnya sendiri, udang red bee tidak melahap telur atau anaknya.

Setelah anakan udang cukup besar dan bisa dipisahkan, sang induk bisa langsung dikawinkan lagi dalam rentang waktu dua mingguan. “Pada dasarnya, red bee memang cukup produktif untuk dibudidayakan,” kata Setiawan. 

Budidaya yang relatif gampang ini membuat pasokan red bee tidak pernah berkurang. Meski harganya melandai, peminat red bee tetap banyak lantaran udang ini memang enak untuk dipandang.
 

Peluang Bisnis Kemitraan

Turut berpesta bersama kemitraan piza

Meski bukan penganan asli Indonesia, piza sudah tak asing di lidah masyarakat. Tak heran, penjual piza baru terus bermunculan. Mulai dari yang membuka gerai dengan merek sendiri, hingga membeli dari merek waralaba atau kemitraan tertentu.

Nah, salah penjaja makanan dari Italia ini adalah Bhakti Desta Alamsyah, pemilik Pesta Pizza dari Bandung, Jawa Barat. Ia meramaikan pasar piza sejak tahun 2009, dan di tahun 2011 mulai menawarkan kemitraan.

Saat ini, Pesta Pizza sudah memiliki dua mitra di Bandung. Bhakti optimistis, jumlah mitranya masih akan bertambah. "Tahun ini kami menargetkan ada tambahan 12 mitra," kata Bhakti.

Mengusung konsep resto, Pesta Pizza menawarkan juga beberapa menu lain di luar menu utama piza. Di antaranya french fries, sandwich, nasi goreng, dan aneka mi. 

Sajian pizanya disediakan dalam banyak variasi pilihan. Mulai dari chicken, beef, sausages pizza, vegetables pizza, cheesy pizza, hingga hot crispy pizza. Aneka piza ini dibanderol Rp 10.000-Rp 20.000 per porsi.

Pesta Pizza menawarkan lima paket kemitraan. Di antaranya Paket Foodcourt senilai Rp 55 juta, Paket Kios Rp 65 juta, Paket Ruko Rp 105 juta, Paket Mini Kafe Rp 165 juta, dan Paket Resto Rp 225 juta. 

Dari tiap paket itu, mitra akan mendapat sejumlah peralatan, seperti meja kasir, lampu gantung, wastafel, peralatan makanan dan minum, kompor, meja kerja, meja saus, peralatan masak, dan bahan baku. 

Mitra juga akan mendapat bahan baku untuk operasional awal, training teknis memasak, pelayanan, penjualan, promosi, administrasi, dan pembukuan. Serta ada pula pendampingan selama satu bulan pertama. "Jadi yang membedakan tiap paket hanya jumlah item peralatan yang didapat," kata Bhakti

Selain itu, menurut Bhakti, kriteria luas gerai tiap-tiap paket juga berbeda. Untuk Paket Foodcourt luas gerainya 16 meter persegi (m²), Paket Kios 24 m², Paket Ruko 40 m², Paket Mini Kafe 80 m², dan Paket Resto 120 m².

Estimasi perolehan omzet juga berbeda tiap paket. Menurut Bhakti, omzet tiap paket berkisar Rp 1 juta sampai Rp 4 juta per hari. Adapun laba bersih sebesar 35% dari omzet. "Tapi itu bisa lebih dan bisa kurang, tergantung lokasi," tandasnya. Dengan omzet sebesar itu, mitra bisa balik modal dalam waktu setahun.

Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), Anang Sukandar, mengatakan, bisnis piza masih memiliki pasar yang besar di Indonesia. Namun, persaingan di pasar piza juga sudah semakin ketat.

Agar bisa eksis, setiap pemain baru harus memiliki keunikan dari pemain lainnya. "Keunikan itu harus sulit dicontoh orang lain," ujarnya. 

Tak terkecuali Pesta Pizza. Selain itu, Pesta Pizza harus memberikan jaminan keberhasilan ke calon mitranya. Untuk itu, Pesta Pizza harus menunjukkan contoh sistem operasional dan produksi yang sudah berhasil. Kalau itu sudah ada, Pesta Pizza juga harus mempunyai model cabang yang sudah sukses menjalankan bisnis. 

Pesta Pizza 
PT Bandung Era Sentra Talenta, 
Graha DFI 2nd Floor, Grand Surapati Core 
Jl. PHH Mustofa No. 39, 
Bandung 40192 
HP: 08782458888
1

Budidaya Ikan Neon Tetra, Menawan Sekaligus Menguntungkan


http://4.bp.blogspot.com/_3zquy0EfBLo/StRmhy3GH1I/AAAAAAAAAAs/EFhphqVPdAc/s320/neon_tetras_001_w320.jpgPara pembudidaya (breeder) ikan hias Neon Tetra mengaku kewalahan menghadapi permintaan ekspor. Aditya Satya, salah satu breeder di Sawangan, Depok, Jawa Barat, mengatakan permintaan dari eksportir akan ikan Neon Tetra itu dua juta ekor per bulan. "Namun, koperasi kami hanya mampu memproduksi satu juta ekor per bulan," kata Aditya.

Pasar ekspor ikan bernama latin Paracheirodon innesi ini terbuka di Singapura, Amerika Serikat, dan Eropa. Selain sebagai ikan hias, di Eropa, ikan Neon Tetra ini diambil zat warnanya untuk bahan kosmetika. Peluang bisnis semakin manis lantaran baru Indonesia dan China yang berhasil membenihkan neon tetra.

Aditya mengatakan anakan ikan berukuran 0,8 cm yang berusia 40 hari dihargai Rp 150 per ekor. Sedang harga neon tetra berukuran 3 cm mencapai Rp 600 per ekor. Kapasitas breeding neon tetra milik Aditya berkisar 120.000-200.000 ekor sebulan.

Aditya mengaku sudah 10 tahun membudidayakan neon tetra. Dia tertarik ikan ini karena permintaannya tak pernah surut. Sejak awal budidaya sampai sekarang, harga ikan ini juga stabil. "Kalau harga ikan kardinal tetra itu bisa naik turun berkali-kali lipat," ujarnya.
Jenis-jenis ikan TETRA terkenal cukup indah. Bermacam-macam jenis ikan hias tetra yang dikenal di Indonesia seperti Green Tetra, Blue Tetra, Silver Tetra, Neon Tetra & banyak lagi yang lain. Pada tulisan ini diketengahkan jenis neon tetra yang berasal dari sungai Amazon Amerika, dan telah berkembang biak di Indonesia. Neon Tetra (Hyphessobryconnesi), ikan hias ini termasuk ke dalam kelompok ikan hias yang paling menarik.
Tubuhnya berjalur merah dan biru hijau sepanjang tubuhnya dari insang sampai ekornya. Dalam budidaya ikan hias ini mudah dipelihara, kuat dan tidak gampang sakit/mati.
CARA MEMBIAKKAN
Cara membiakkan ikan jenis ini masih cukup sulit dan memerlukan ketekunan serta pengalaman yang lama. Adapun untuk membiakan & budidaya ikan hias ini diperlukan syarat-syarat tertentu antara lain:


* Air harus steril dan bersifat asam (pH lebih kecil dari 6,4)

* Senang pada tempat yang gelap.
* Suhu sekitar 20°C

Cara membedakan jantan dan betina adalah sebagai berikut:


* Jantan : Garis tubuh pada jenis tetra neon lurus, bentuk agak panjang.

* Betina : Bulat pendek dan perut membesar, garis tubuh pada neon tetra agak bengkok.

Cara membiakkannya:


1. Pisahkan induk-induk neon tetra.

2. Air hujan ditampung dan didiamkan sampai + 2 minggu.
3. Tempat yang dipergunakan untuk membiakkan, ikan tersebut dibersihkan ter lebih dahulu dan dicuci dengan tawas.
4. Masukkan air hujan tersebut ke dalam tempat pemijahan.
5. Tetesi dengan air rendaman kayu asam.
6. Didiamkan 2 ~ 3 hari.
7. Masukkan tanaman atau daun-daunan untuk meletakkan telur neon tetra tersebut.
8. Masukkan induk tetra yang telah dipisahkan terlebih dahulu.
9. Tutuplah tempat tersebut dan berilah lubang cahaya sedikit agar supaya dapat melihat gerak-gerik ikan tersebut.
10. Jika terlihat jantan dan betina saling berkejar-kejaran, maka + 3 hari kemudian sudah terlihat telur-telur yang menempel pada daun atau akar yang telah disediakan.
11. Pindahkan induknya dan ditutup dengan kain hitam hingga tidak ada cahaya yang masuk.
12. Selama + 3 hari telur neon tetra tersebut menetas.
13. Anak ikan ini dapat diberi makanan infusoria yakni bakteri pembusuk pada daun kubis/kol yang dibusukkan setetes demi tetes. Anda bisa membelinya di toko ikan hias maupun tempat jual ikan hias.
14. Setelah + 2 - 3 minggu penutup sudah boleh dibuka kembali.
15. Kemudian akan terlihat anak-anak ikan tetra.
Di daerah panas seperti Jakarta sebaiknya membiakkan Tetra ini dilakukan di kamar mandi yang hawanya lembab dan dingin. (fn/km/lq)/suaramedia.com
)

Kamis, 23 Februari 2012

Perawatan Kenari Sebelum Dan Akan Lomba



Kadang kita sering bingung untuk perawatan burung kenari kita untuk lomba,karena kadang kita sudah mencontoh dan meniru rawatan dan menu pada burung2 kenari yg sudah moncer,tetap saja solusi itu tidak berhasil….. saya ingin bertukan pengalaman dengan rekan2 kicaumania tentang perawatan burung sebelum dan akan lomba burung kenari…. Sebetul nya kesusahan tersebut menurut saya karena tiap personal kenari membutuh kan perawatan yg berbeda,karena berbeda pula karakter sifat dari kenari tsb. cuman ada beberapa yg hampir sama (tapi tetap aja berbeda dalam persiapan/perawatannya)….
Dan yg penting menurut saya hafali lah dulu sifat dan karakter burung kenari momongan kita. (biasanya yang mempunyai sifat fighter lebih bagus yaitu pada kenari berwarna hijau dan kuning,tapi tidak tertutup kemungkinan warna2 lain juga bagus).
cara saya menentukan perawatan kenari yang akan di lombakan :
1.pahami dulu sifat burung tsb.
2.tes burung tsb dengan rawatan harian.
3.setelah mengetahui uji coba dengan rawatan harian,akan di ketahui hasil nya bagaimana….terus perkiraan kita apa yg harus di tambah dan yg harus di kurangi (fooding).
Itu untuk dasar nya….setelah itu sedikit banyak kita tau tentang sifat kenari kita maka yg akan di persiapkan lagi adalah :
1.ketahui kapan kira2 kenari kita birahi (karena menentukan mental tarung kenari tsb)
2.meredam birahi kenari tsb apakah dengan menggunakan betina atau dengan sering dimandikan atau di drop dengan pakan.
Nah setelah tau itu baru saya melakukan untuk harian dan akan lomba :
1.tiap pagi kenari di semprot ngembun sampai basah sah (kecuali cuaca mendung atau hujan tdk saya lakukan)
2.jemur kenari tsb hingga kering dan semaksimal ketahanan kenari tsb (tiap kenari berbeda ketahanan tubuh nya terhadap sinar matahari)
3.sambil di jemur saya tidak memberikan pakan hanya air saja.
4.untuk sayuran dan buah saya berikan tiap hari (selada/cai sim dan apel)
5.untuk telur saya berikan 1 minggu 2x sampai 3x (unutk mencegah gemuk dan mencegah cepat birahi)
6.hari sabtu,saya tidak menyemprot hingga basah sah,tetapi cukup kena air saja dan di angin2 (tidak di jemur) tapi jng di taruh di tempat yg dingin.Burung di pindah sangkar lomba,menu saya tambah dengan kroto putih sedikit saja dan apel/selada.Dan ada yg di beri CEDE ada yg tidak tergantung burung,bgt juga dengan telur ada yg di beri ada yg tidak.
7.hari minggu pagi sebelum berangkat lomba,berikan apel/selada dan kroto putih sedikit saja.
Untuk di lapangan :
1.semprot kenari tersebut ,untuk kebasahan penyemprotan saya melihat birahi kenari tsb,apabila agak birahi saya semprot agak basah,apabila tidak saya semprot sedikit saja (dan melihat cuaca).
2.jemur kenari tersebut,lalu angin2 kan
3.krodong kenari tersebut.
4.cabut pakan dan minum kenari sebelum 1/2 season jadwal kenari kita untuk turun ke lomba.
5.untuk penggantangan lihat sifat kenari,jadi kita bisa tahu apa ini harus di gantang
awal atau tengah/akhir.
Nah mungkin itu cara2 saya dalam merawat kenari untuk lomba semoga dapat membantu kita dalam merawat gacoan kenari kita untuk lomba. Apabila ada yg salah atau berbeda mohon di tambahkan dan kritik. Trims dan salam Kicaumania.
NB:Apabila tetap tidak jalan dengan segala cara padahal anda mempunyai burung kenari yang memiliki,volume keras,lagu istimewa,panjang lagu,dan gaya yang antik…saya dengan senang hati menerima hibahan gratis dari anda kenari tersebut…hehehehe
karena mungkin `LAIN LADANG LAIN LUBUK`



Rabu, 22 Februari 2012

Kiat Membuat Durian Berbuah di Luar Musim


Teknik penerapan memunculkan buah durian di luar musim perlu menggunakan
beberapa bahan aktif zat pengatur tumbuhan (ZPT).
Zat tersebut berperan aktif untuk mengubah alur pertumbuhan pada sel
tanaman dengan cara menghambat pad a waktu fase pertumbuhan vegetatif
agar dapat merubah secepatnya muncul fase generatif (cepat berbunga dan
berbuah).
Pengaturan
Tanaman yang ingin dibuahkan di luar musim harus memenuhi beberapa
kriteria antara lain;
- Tanaman sehat, dengan ditandai percabangan merata, daun berwarna hijau
tua mengkilap dan tidak sedang terserang hama atau penyakit.
- Tanaman sudah cukup umur atau sudah pernah berbunga.
- Lebih utama tanaman tidak dalam fase tidak adanya pertumbuhan tunas
tanaman dan daun baru (pupus).
Teknologi Pembuahan buah durian di luar musim sudah banyak dilakukan pada
jaman nenek moyang kita dulu dengan cara mekanis antara lain:
1. Kerat : Mengerat pembuluh floem (kulit pohon) melingkar sepanjang
lingkaran pohon sampai kelihatan pembulutl xylem (kayu pohon).
2. Pruning: Memangkas daun, cabang dan ranting, hingga pohon gundul atau
tersisa sedikit daun.
3. Pelukaan: Melukai pembuluh floem dengan benda tajam. Bentuknya bisa
dengan mengerok, mencacah, memaku atau mengiris kulit kayu.
4. Pengikatan: Mengikat erat pohon dengan kawat hingga transpor hasil
fotosintesa pembuluh floem terhambat.
5. Stressing air: Tidak menyiram tanaman hingga mencapai titik layu
permanen, kemudian dengan tiba-tiba melakukan penggenangan perakaran
dan pangkal batang hingga jenuh air dalam waktu tertentu.
Kelima teknologi pengamatan konvensional ini, pada prinsipnya adalah
merubah perbandingan unsur carbon (C) dan nitrogen (N) dalam tanaman.
Cara konvensional ini mempunyai kelemahan yaitu tak terukur. Kalau
aplikasinya kebetulan pas, ya berhasil tapi kalau tidak pas ya gagal. Dalam
berbudidaya cara konvensional tersebut tidak direkomendasikan, karena selain
tidak bisa memberikan kepastian, juga dapat mengakibatkan kerusakan pohon
secara fisik dan fisiologis.
Cara terkini untuk membuahkan buah di luar musim yang terukur dan paling
banyak dipilih adalah dengan menggunakan agro-chemica (kimia pertanian),
berupa bahan aktif zat pengatur tumbuh (ZPT). Teknologi agro-chemical ini
merubah fisiologis tanaman dengan cara menghambat rase pertumbuhan
vegetatif dengan peran hormon atau senyawa kimia tertentu, agar muncul rase
generatif - bunga dan buah.
Bahan aktif ZPT yang dapat dibeli dan dipergunakan untuk membuahkan durian
di luar musim diantaranya adalah kimia pertanian (NAA, Auxin, dan
Paklobutrazol). ZPT tersebut bisa dibeli di taka pertanian/toko kimia, Hortimart
AgroCenter Bawen-Semarang dan Trubus-Ungaran. IndoBel hasil ekstraksi
bahan-bahan hayati dan organik bermutu tinggi yang sangat berguna untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil tanaman. Produk Indobel bisa
didapat melalui sistem Penjualan Berjenjang (Multi Level Marketing), tidak dijual
melalui toko-toko.
Cara kerja dari ZPT kimia pertanian
Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid/Asam Naftali Asetat), adalah jenis ZPT
yang mempunyai kegunaan mendorong pembungaan serempak pada tanaman.
Dengan konsentrasi 5-10 ppm/dibaca petunjuk pemakaian pada label kemasan,
dengan cara disemprotkan pada pangkal/cabang batang yang telah diperiksa
akan kemunculan bunga dan ke seluruh bagian bawah daun terutama tepat
pada stomata daun. Sebaiknya penyemprotan dilakukan pada waktu pagi hari
(jam 06.00 - 10.00).
Auxin secara khusus jarang diperdagangkan dengan merk dagang tertentu,
karena harganya per miligramnya yang sangat mahal. Tergolong dalam bahan
laboratorium yang bisa didapatkan di toko bahan kimia. Auxin digunakan dalam
dosis kecil, part per million (ppm), berfungsi untuk merangsang perpanjangan
sel, pembentukan bunga dan buah, pertumbuhan akar pada stek batang.
memperpanjang titik tumbuh serta mencegah gugur daun dan buah.
Paklobutrazol di pasaran memiliki nama dagang diantaranya Patrol. Cultar.
Goldstar. ZPT ini berfungsi menghentikan fase vegetatif dan memacu fase
generatif. Penggunaan secara berlebihan dapat mengakibatkan. batang dan
dahan getas daun mengeriting dan pertumbuhan vegetatif dapat terhenti
(stagnan) hingga kurun waktu 3 tahun. Terbukti efektif dipergunakan pada
tanaman keras seperti mangga, apel, jambu air, jeruk dan durian.
Pada dasarnya penggunaan ZPT ini dilakukan pada saat tanaman dibuahkan di
luar musim dengan memastikan kondisi tidak akan kekurangan nutrisi yang
dibutuhkan.
Cara kerja Zat Perangsang Tumbuh IndoBel yaitu jika menginginkan panen
durian bulan Agustus - November, maka sekitar bulan Maret tanaman pada
blok disemprotkan POWER NUTRITION per 10 liter air per pohon dan akan
lebih bagus ditambah penyemprotan 3-4 tutup POC NASA I tutup HORMONIK
per tangki setiap 7-10 hari sekali sebanyak 3-4 kali + dipupuk NPK. Selain itu
kira-kira 3 bulan sebelumnya tanah areal penanaman harus dikeringkan. Jika
waktu pengeringan turun hujan. tanah di sekeliling tanaman dalam radius 5-7
meter diberi mulsa dan dibuatkan saluran pembuangan air. Setelah bunga
mekar dan menjadi buah atau 2 bulan setelah bunga mekar + dipupuk NPK,
usahakan tanaman tidak mengeluarkan tunas daun karena dapat menyebabkan
terjadinya perebutan unsur hara antara buah dan daun. sehingga perlu disiram/
disemprot POWER NUTRITION lagi (I botol untuk 30-50 pohon).
Penyerbukan
Tidak semua bunga bisa menjadi buah karena bunga durian mekar pada sore
sampai malam hari sehingga tidak banyak serangga penyerbuk. Selain itu juga
tidak semua bunga durian muncul secara bersamaan. padahal penyerbukan
berhasil jika serbuk sari dan kepala putik harus matang secara bersamaan.
Oleh karena itu perlu dilakukan penyerbukan buatan. Caranya sapukan kuas
halus pada bunga mekar pada malam hari. Untuk memaksimalkan kualitas dan
kuantitas. sebaiknya dalam. satu areal penanaman tidak hanya satu jenis
varietas tertentu. tetapi dicampur dengan varietas yang lain.
Penjarangan buah
Penyeleksian buah perlu dilakukan bila buahnya terlalu lebat atau terkena
hama penyakit, dilakukan setelah musim gugur bunga. berdiameter 5 cm.
Pelihara buah yang bentuknya. baik dan bebas dari hama dan penyakit serta
menyisakan 1-2 buah. jarak ideal buah satu dengan yang lain sekitar 30 cm.
Catat setiap kegiatan penjarangan buah pada kartu kendali. Untuk mencegah
kerontokan buah setelah buah berumur 10 hari sejak terbentuk. lebih bagus jika
diberikan pupuk makro NPK (0.5-1 kg/pohon) ditambah POWER NUTRION (I
botol untuk 30-50 pohon).
Penyiangan
Bersihkan tanaman dari tanaman/rumput lain yang mengganggu dengan cara
mencabut atau memotong serta mencangkul (diameter I m dari pohon durian).
Pada musim kemarau biarkan gulma tumbuh di luar kanopi untuk mengurangi
penguapan air. Catat dalam kartu kendali semua kegiatan penyiangan.
Pengairan
Penyiraman dapat dilakukan pada sore hari agar tidak terjadi penguapan.
Penyiraman secara semi manual dilakukan dengan menggunakan pipa
lateral/selang plastic yang dapat dipindahkan. Air dialirkan melalui parit-parit di
setiap sisi pada alur tanaman sesuai dengan kebutuhan. Pada waktu berbunga
dan berbuah, penyiraman harus ditangani lebih intensif misalnya 1-2 kali sehari
karena pada masa ini jumlah air yang dibutuhkan 100-300 liter per pohon dan
dalam perawatan biasa dilakukan 2-3 kali seminggu dan jangan sampai air
menggenang pada lahan kebun. Setelah panen, pohon perlu banyak air untuk
memulihkan diri dari keadaan stress ke keadaan normal. Pelaksanaan segera
diikuti dengan pemupukan. Catat setiap kegiatan penyiraman pada kartu
kendali.
Pengendalian Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT)
Pengendalian hama/penyakit dan gulma dilakukan secara berkala dengan cara:
mengamati OPT seminggu sekali, mengidentifikasi gejala serangan, jenis OPT,
dan musuh aIaminya. Tentukan ambang batas pengendalian dengan cara
membuat ambang batas yang masih ditolerir. Tetapkan alternatif pengendalian
untuk hama dan penyakit dengan tara hayati/biologis, perbaikan tekhik
budidaya, membuang bagian tanaman yang terserang kemudian
memusnahkannya dan membuat perangkap untuk hama lalat buah.
Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir. Bila melewati ambang
batas ekonomi, maka pestisida dapat digunakan secara berkala. Penggunakan
Bio pestisida atau pestisida sebaiknya terdaftar dan diizinkan, sesuai dengan
Daftar Pestisida untuk Pertanian dan Kehutanan tahun 2003. Catat kegiatan
pengendalian hama penyakit pada kartu kendali.
Hama dan Penyakit yang menyerang pada tanaman durian :
Lalat buah (dacus dorsalis)
Gejala buah menjadi busuk berulat dan akhirnya rontok. lalat betina yang ujung
perutnya runcing mirip lebah. Menaruh telur dengan cara menyuntikkan ke
bagian dalam buah, telur menetas menjadi ulat dan menyantap daging buah.
Pengendalian cara kultur teknis yaitu sanitasi lingkungan yaitu pengumpulan
buah yang terserang, baik yang jatuh maupun yang masih di pohon. Kemudian
dimusnahkan. Pengendalian dengan tanaman perangkap yaitu menanam
selasih di sekeliling kebun.
Bisa juga dilakukan dengan pengasapan tidak sampai terbakar ke seluruh
bagian tanaman. Pengendalian mekanik: Menggunakan perangkap atraktan
(metil eugenol. protein hidrolisa. atau selasih) dalam alat perangkap yang
terbuat dari botol bekas air minum yang diberi lubang untuk masuknya lalat
buah.
Ulat penggerek batang (Xyleutes leucantus don Zeuzera caffiae)
Gejala ; Serangan ditandai dengan menumpuknya kotoran dibawah batang
(keluar air dan kotoran berwarna merah) tanaman yang terserang akan layu
dan mati. Pengendalian dengan cara mekanis/ kultur teknis yaitu dengan
memotong 5 cm bagian lubang gerek batang tanaman yang terserang
kemudian dimusnahkan, bisa juga dilakukan dengan memasukkan kawat ke
dalam lubang dengan harapan ulat terkena dan mati. Pengendalian dengan
cara kimiawi dilakukan penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif
Tamaron 0,3 % dan Diazinon 0,5 % yang disemprotkan sesuai dosis. Dan
banyak lagi hama pada tanaman durian yang perlu diwaspadai.
Penyakit tanaman durian
Penyakit Busuk Akar (Pythium vxans.)
Gejala; Bercak nekrotik pada akar lateral. dimulai dari ujung akar, tanaman
akan layu dan mati. Jika dibelah, pada bagian korteks akan tampak warna
coklat dan pada bagian yang berkayu akan tampak warna merah muda dengan
bercak coklat. Pengendalian Tanaman yang terserang dimusnahkan dan
dibakar.
Penyakit Jamur Upas (pink disease)
Gejala munculnya cairan kuning pada bagian batang terserang dan diselimuti
dengan benang-benang jamur berwarna mengkilat berbentuk seperti laba-laba
sehingga menyebabkan kematian pada batang. Pengendalian; Potong bagian
terserang, kurangi kelembaban.
PANEN
Waktu panen durian berbeda tergantung jenis varietas. jenis montong sekitar
125 - 135 hari setelah bunga mekar. jenis chanee sekitar 110 - 116 hari setelah
bunga mekar. Buah durian mengalami tingkat kematangan sempurna 4 bulan
setelah bunga mekar. Waktu petik berdasar tanda-tanda fisik, misal ujung duri
coklat tua, garis-garis di antara duri lebih jelas, tangkai buah lunak dan mudah
dibengkokkan, ruas-ruas tangkai buah membesar, baunya harum, terdengar
bunyi ksar dan bergema jika buah dipukul. Panen dilakukan dengan cara
memetik atau memotong tangkai buah sejauh mungkin di atas buku-buku di
pohon dengan pisau. Usahakan buah durian tidak sampai terjatuh karena akan
mengurangi kualitas buah. Buah dipetik ketika tingkat kematangannya sekitar
80-85%.

Penulis Oleh : Dalmadi
dari BBP2TP, Badan Litbang Pertanian
Dimuat dalam Tabloid Sinar Tani, 6 Mei 2009