Minggu, 26 Februari 2012

Sawo jumbo untungnya pun jumbo

Sawo jumbo untungnya pun jumbo (1)

Penggemar tanaman sawo jumbo semakin banyak. Soalnya, sawo bisa ditanam di halaman rumah. Di Indonesia, bibit sawo jumbo yang banyak dibudidayakan berasal dari Australia dan Malaysia. Pembudidaya sawo berukuran hingga dua kali bola tenis ini bisa meraup omzet Rp 50 juta sebulan.

Di negara kita, sawo sangat populer. Banyak orang yang menanam tanaman yang warna buahnya sama dengan kulit orang Indonesia kebanyakan ini di pekarangan rumah. Rasanya yang manis membuat banyak orang suka sawo.

Selain berbentuk bulat seukuran telur ayam, ada juga sawo yang berukuran jumbo, bisa mencapai dua kali bola tenis, dengan bobot hingga 500 gram.

Sawo berukuran besar ini kondang dengan sebutan sawo jumbo. Ada dua varian sawo jumbo yang banyak dibudidayakan di Indonesia: sawo jumbo australia dan sawo jumbo malaysia.

Karena ukuran buahnya yang gede, banyak orang yang kemudian tertarik membudidayakannya. Alhasil, permintaan bibit sawo jumbo tinggi.

Teguh Jaya, salah seorang pekebun yang membudidayakan sawo jumbo australia mulai merintis usaha penjualan bibit sawo jumbo sejak tahun 2008 lalu. "Omzet saya sekarang mencapai Rp 50 juta per bulan," kata pembudidaya sawo dari Malang, Jawa Timur ini. 

Dari pendapatan bibit itu, ia mengantongi laba bersih 70%.

Tapi, Teguh mengungkapkan, bibit sawo jumbo australia membutuhkan perawatan yang ekstra hati-hati. Soalnya, tanaman buah ini gampang sekali stres. Akibatnya, bisa tidak berbuah atau cepat mati.

Hanya, usaha pembibitan sawo termasuk sawo jumbo australia tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas. Dengan lahan setengah hektare saja, Teguh sudah bisa menampung 10.000 bibit. Dari 10.000 bibit itu, bibit sawo jumbo australia sekitar 5.000 batang. Sisanya bibit sawo lain termasuk sawo varian mentimun.

Bibit sawo jumbo australia memiliki tinggi mulai 80 centimeter (cm) hingga 100 cm. Untuk bibit yang berukuran 80 cm, Teguh membanderol dengan harga Rp 85.000 per batang. Sedang yang ukuran 100 cm dijual Rp 100.000 per batang.

Namun, jika membeli lebih dari 10 bibit, Teguh memberikan diskon 10%. Sementara, jika memborong lebih dari 100 pohon, harganya cuma Rp 50.000 per batang.

Teguh bilang, prospek usaha pembibitan sawo jumbo australia masih cerah. Sebab, peminatnya sangat banyak. Terlebih, sawo jenis ini bisa ditanam di pekarangan rumah. "Peminat bibit sawo jumbo tersebar, mulai dari Lampung, Bandung, Bogor, Malang, hingga Papua," ujarnya. 

Ahmad Ikhsan, pembudidaya sawo jumbo asal Semarang, Jawa Tengah, membenarkan usaha pembibitan sawo jumbo menjanjikan. Dari menjual bibit sawo jumbo ciku mega atau malaysia. dia bisa meraup penghasilan sebanyak Rp 50 juta per bulan, dengan laba bersih sekitar 80%. "Bibit sawo jumbo yang saya jual memiliki tinggi antara 30 cm - 40 cm," kata Ahmad.
 Tak sulit membudidayakan bibit sawo jumbo asal Malaysia dan Australia. Tanaman buah itu bisa dibudidayakan di tanah dengan ketinggian 700 meter sampai 1.200 meter di bawah permukaan laut. Agar sawo cepat berbuah, bisa juga ditanam pada tanah lempung berpasir yang mengandung banyak bahan organik.

Menurut Teguh Jaya, salah seorang pekebun yang membudidayakan sawo jumbo australia, untuk menghasilkan bibit sawo jumbo jempolan, awalnya petani harus menanam bibit sawo biasa di polybag sampai tinggi 15 sentimeter (cm). Setelah itu dilakukan okulasi dengan batang pohon sawo australia sehingga ketinggian menjadi 20 cm–30 cm. "Taruh bibit yang sudah diokulasi pada polybag ukuran 30 cm x 30 cm saja," imbuhnya.

Setelah itu, beri pupuk kandang, pupuk bio organik cair super (BOCS) dan vitamin B1 berbentuk cairan untuk mempercepat pertumbuhan pohon. Hal ini supaya tanaman yang baru dilakukan penyambungan alias okulasi tidak layu.

Proses selanjutnya adalah memperhatikan asupan gizi bibit sawo. Bibit sawo jumbo harus mendapatkan sinar matahari selama 6 jam–8 jam dalam sehari. "Lakukan penyiraman sekali saja. Kalau dua kali bisa membuat akar bibit sawo busuk," katanya. 

Cara penyiraman yang rutin juga bisa menangkal sarang semut yang biasanya bersemayam di akar-akar sawo, jika dibiarkan akar sawo akan dirusak semut. Jangan lupa, dalam tiga bulan bibit sawo harus diasupi pupuk B1 minimal sekali.

Setelah berada di polybag selama satu tahun, sawo umumnya sudah mempunyai tinggi 80 cm sampai 1 meter. Kata Teguh, sebaiknya pindahkan pohon sawo ke lahan lebih luas jika sudah setinggi 1 meter. "Kalau belum, pohon bisa cepat layu dan mati," terangnya.

Teguh bilang, jika perawat-an dilakukan secara baik umumnya pada usia satu tahun setelah bibit ditanam pohon sawo jumbo sudah mampu berbuah. "Pada usia ini sudah bisa dijual ke para petani," ungkapnya.

Tapi jika perawatan kurang baik, pohon sawo jumbo baru bisa berbuah setelah berusia tiga tahun. Dia menjelaskan, kalau sudah berbuah normal, pohon sawo jumbo bisa memiliki 50 buah dengan berat sekitar 500 gram. Masa produktif sawo juga bisa sampai 10 tahun jika dirawat dengan baik. "Sawo biasanya tumbuh lebih baik jika ditanam di pekarangan rumah," jelas Teguh.

Ahmad Ikhsan, pembudidaya sawo asal Semarang, ibu kota Jawa Tengah, menambahkan, pohon sawo jumbo sebenarnya bisa ditanam di tempat yang rawan erosi, sebab akar sawo biasanya sangat kuat. Pohon sawo juga mampu hidup di iklim basah maupun kering. "Pohon ini masih bisa hidup jika kemarau tiba dengan rentan waktu sampai lima bulan," imbuhnya. 

2 komentar: